Dalam pandangan Stan Weston (penemu istilah action figure, seorang manager pemasaran di perusahaan mainan Hasbro), action figure berasal dari kata figure berarti sebuah citra figur seperti manusia, karakter dan action yang berarti bisa dibuat beraksi atau diposekan menjadi sedang melakukan sebuah aksi (action).
Dalam perkembangannya menurut Max Watanabe, seorang ahli pembuat action figure terkenal di Jepang action figure adalah sebuah sculpture/miniature/replica dari sebuah benda atau karakter, baik yang menggunakan artikulasi pada bagian gerak maupun tidak, dan dibuat dengan tingkat kedetailan yang tinggi.
Action figure banyak dibuat berdasarkan karakter atau tokoh dari komik-komik atau film-film Amerika dan Jepang. Perkembangan action figure sangat dipengaruhi oleh kedua negara maju tersebut. Perusahaan-perusahaan action figure besar banyak berdiri dan berkembang pesat di Amerika dan Jepang yang hingga saat ini masih merupakan pusat dari produksi action figure dunia.
PERKEMBANGAN ACTION FIGURE DI AMERIKA
Beberapa perusahaan action figure Amerika yang memproduksi action figure berkualitas tinggi dan banyak digemari penghobi adalah:
Mc Farlane
|
Neca
|
Hasbro
|
Toy Biz
|
DC-Direct
|
Mezco
|
Locoape
|
Art Syllum
|
Sota
|
Mattel
|
Kenner
|
Hot Wheels
|
Perkembangan action figure di Amerika sangat dipengaruhi oleh perkembangan komik maupun budaya yang ada di sana. Salah satu faktor utama yang mampengaruhi adalah kemuculan komik-komik superhero maupun film serial kartun dari Amerika yang ternyata juga sangat digemari di Eropa.
Action Figure Amerika Era 1960 - 1979
Istilah action figure pertama kali digunakan oleh Hasbro, sebuah perusahaan mainan terkenal di Amerika pada tahun 1964 untuk memasarkan produk replika tokoh-tokoh G.I. Joe mereka. Karena sasaran pasar mereka adalah anak laki-laki, mereka sadar bahwa anak laki-laki tidak mau bermain boneka (doll). Maka dari itu, istilah action figure digunakan untuk menggantikan doll yang terkesan lebih feminim. Action figure ini dibuat dengan ukuran 11,5 inci dengan outfit yang dapat diganti-ganti sesuai fungsinya. Hasbro kemudian menyebarkan lisensi produk action figurenya secara global dan inilah awal popularitas action figure. Action figure G. I. Joe ini sangat populer pada saat itu, bahkan membuat action figure tersebut terjual habis dalam waktu singkat.
Pada tahun 1971,
sebuah perusahaan mainan baru bernama Mego mendapat lisensi dari dua perusahaan komik raksasa Amerika yaitu Marvel dan DC Comics, untuk membuat action figure yang diambil dari karakter komik superhero mereka. Action figure tokoh-tokoh seperti Superman, Batman dan Spider-Man itu pun langsung terjual habis.
Pada tahun 1976
dirilis action figure yang dibuat berdasarkan sebuah film fiksi ilmiah karya George Lucas berjudul Star Wars yang bercerita tentang perang bintang di luar angkasa. Action figure Star Wars yang diproduksi oleh perusahaan mainan Kenner menuai sukses besar. Action figure ini menjadi incaran banyak penghobi. Sukses Star Wars ini juga menghasilkan standar baru dalam produksi action figure pada saat itu. Ukuran action figure menjadi lebih kecil yaitu 3,75 inci. Selain itu, bukannya memproduksi satu tokoh dengan banyak variant outfit, Star Wars memproduksi banyak macam tokoh dengan karakteristik khusus masing-masing.
Action Figure Amerika Era 1980 – 1994
Pada masa ini action figure sangat terkenal dan lebih banyak dibuat berdasarkan tokoh-tokoh dari serial kartun. Beberapa action figure yang sukses besar pada masa ini adalah action figure yang diambil dari karakter film kartun misalnya Masters of the Universe, G.I. Joe, dan Thundercats.
Demam action figure pada masa ini membuat Hasbro merilis action figure Transformers pada tahun 1984. Action figure Transformars berupa sebuah robot yang dapat ditransformasikan menjadi bentuk lain seperti kendaraan, senjata maupun hewan. Action figure Transformers langsung merajai pasaran action figure pada saat itu, bahkan karena kesuksesan action figure Transformers, diproduksi sebuah serial kartun berjudul Transformers yang didasarkan pada action figure tersebut.
Pada masa ini banyak penghobi yang tetap mempertahankan action figurenya dalam kondisi tetap pada packaging atau bungkusnya untuk menjaga agar kondisi action figure tersebut tetap baik.
Pada awal tahun 1990an action figure Teenage Mutant Ninja Turtles (Kura-Kura Ninja) diproduksi dalam jumlah besar dan terjual dengan angka penjualan yang sangat tinggi.
Action Figure Amerika Era 1995 - Sekarang
Sekitar tahun 1995 muncul sebuah lini action figure baru yang ditandai dengan dipasarkannya action figure Spawn dengan ukuran sekitar 12 inci dan dengan tingkat kedetailan yang sangat tinggi mulai dari proporsi figure hingga tingkat pewarnaan figure. Action figure ini diproduksi oleh perusahaan Mc
Farlane Toys. Pada era ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan mainan baru seperti Toy Biz, DC Direct, Sota, Mezco dan Neca dimana perusahaan-perusahaan tersebut juga memproduksi action figure dengan detail yang sangat baik.
Beberapa perusahaan action figure Jepang yang memproduksi action figure berkualitas tinggi dan banyak digemari penghobi adalah:
Bandai
|
Banpresto
|
Max Factory
|
Kotobukiya
|
Kaiyodoo
|
Megahouse
|
Medicom
|
Takara
|
Konami
|
Tomica
|
Tamiya
|
Academy
|
Perkembangan action figure di Jepang sangat dipengaruhi oleh keberadaan komik Jepang atau yang biasa disebut dengan manga dan film-film tokusatsu maupun animasi buatan Jepang (anime) yang juga sangat digemari di Asia.
Action Figure Jepang 1960 – 1979
Pada sekitar tahun 60an komik Jepang atau yang disebut manga sangat digemari di Jepang. Ini diikuti dengan dibuatnya serial animasi Jepang (anime) yang didasari dari serial manga, seperti Tetsujin 28, Mazinger Z hingga ke film tokusatsu misalnya Godzilla, Ultraman dan Kamen Rider yang sangat terkenal
pada masa itu. Pada masa ini sebuah perusahaan mainan Jepang bernama Bandai membuat action figure dari tokoh-tokoh tersebut walaupun dengan tingkat kedetailan yang masih sangat sederhana.
Action Figure Jepang 1980 – 1994
Pada awal tahun 1980 terjadi booming serial anime robot (mecha) Gundam yang memberi inspirasi pihak Bandai untuk memproduksi action figure yang lebih berkualitas. Pada masa ini Bandai untuk pertama kalinya memproduksi action figure Gundam dengan kedetailan yang cukup baik.
Bandai memproduksinya dalam bentuk Model Kit (Rakitan). Model kit Gundam ini sangat diminati, bahkan menjadi tren tersendiri dalam dunia action figure. Pada tahun 1984, Bandai memproduksi action figure yang disebut Vinyl Figure, yaitu action figure yang dibuat dari bahan vinyl yang didasarkan pada karakter baik dari film-film anime maupun tokusatsu dengan tingkat kedetailan yang lebih baik lagi.
Pada masa ini pula berdiri perusahaan-perusahaan action figure baru seperti Banpresto, Tomy, Max Factory, Medicom, Kotobukiya dan beberapa perusahaan action figure Jepang terkenal lainnya.
Action Figure Jepang 1995 – Sekarang
Pada masa ini perkembangan action figure Jepang sangat pesat, beberapa figure dibuat sangat detail dengan berbagai ukuran. Pada tahun 1995 Bandai merilis action figure dengan ukuran setinggi 8cm – 10cm dengan detail dan pewarnaan yang sangat baik. Pada tahun yang sama pula Medicom merilis Real Action Heroes, dimana action figure ini benar-benar detail, bahkan hingga detail kostum yang dapat di lepas atau di ganti seperti kostum-kostum yang dikenakan untuk pembuatan film tokusatsu, maupun pada serian anime.
Pada tahun 1998,
Bandai merilis sebuah action figure yang merupakan masterpiece berupa Super Imaginative Chogokin, dimana action figure ini dibuat dengan memperbaiki proporsi dan komposisi karakter menjadi lebih proporsional dan lebih modern. Keberanian Bandai ini diikuti juga oleh perusahaan action figure lainnya untuk meningkatkan kualitas action figurenya.
Pada tahun 2003
Max Factory juga merilis masterpiecenya berupa action figure Guyferd.
Di Indonesia action figure mulai di kenal sekitar tahun 1980an, tetapi karena masih sedikitnya informasi yang didapat membuat action figure belum memiliki banyak penggemar. Baru sekitar tahun 1995, dengan kemajuan teknologi internet yang ada action figure mulai memiliki banyak penggemar yang kemudian di Indonesia disebut penghobi atau dalam istilah yang lebih sempit di sebut KOLEKTOR.
Di Indonesia hobi action figure ini berkembang dengan sangat pesat, ini ditandai dengan banyaknya toko hobi yang bermunculan, walaupun masih dalam skala yang kecil. Baik action figure Amerika maupun Jepang memiliki penggemar tersendiri yang cukup banyak, walaupun tak jarang beberapa penghobi menyukai keduanya. Hingga saat ini penghobi di Indonesia masih bergantung pada pasokan action figure dari Amerika dan Jepang. Beberapa merk atau seri action figure hingga saat ini juga masih sulit didapat.
Kurangnya fasilitas pendukung hobi ini juga menjadi kendala utama. Saat ini mulai banyak penghobi yang mencoba membuat sendiri action figure dari karakter yang mereka sukai. Kurangnya fasilitas pelatihan dan informasi tentang pembuatan action figure menjadi penghalang utama lahirnya action figure asli Indonesia. Beberapa penghobi harus mengikuti workshop di luar negeri dengan biaya yang sangat mahal.
0 Responses to “Sejarah Action Figure di Indonesia”
Posting Komentar